BISNIS ONLINE DAN IKLAN YANG TAK SESUAI EKSPETASI


Berkembangnya teknologi yang semakin maju memudahkan banyak orang dalam membantu kegiatan yang dilakukannya, bahkan bisa membuat pekerjaan baru yang menghasilkan keuntungan didalamnya. Salah satunya adalah bisnis online, tidak banyak terikat peraturan seperti di perkantoran serta bisa melakukannya dimana saja jika alatnya ada seperti gawai atau laptop, koneksi internet baik serta mampu membuat akses yang bisa berinteraksi dengan orang banyak bila itu semua ada kemungkinan bisa mendapatkan income yang lumayan. Menjalankan bisnis online terlihat mudah namun tidak bisa meremehkan juga, butuh kesabaran, ketekunan dan keuletan.

Dalam bisnis, online maupun offline kita perlu mengenalkan produk barang atau jasa yang kita jual agar bisa diketahui banyak orang. Jika masyarakat tahu apa yang kita jual, akan tumbuh minat beli konsumen maka disanalah terjadi pertumbuhan permintaan juga. Banyak cara yang dilakukan perusahaan dalam mengenalkan produk barang atau jasanya seperti seperti iklan tv, radio atau media cetak seperti koran atau majalah, iklan internet serta dijaman sekarang timbul jasa iklan yang dinamakan endorsement. Terlepas dari banyaknya platform untuk mengenalkan produk yang akan dijual, perusahaan harus mengiklankan produknya sekreatif dan sebagus mungkin agar dapat menarik perhatian konsumen.

 

Promo Flash Sale

Flash sale adalah sebuah konsep promosi produk kepada konsumen dengan cara diskon besar-besaran, dalam waktu yang sangat terbatas. Berbeda dengan penawaran terbatas atau penerapan diskon pada umumnya, batas waktu flash sale sangatlah ketat, kadang bahkan hanya dalam hitungan jam. Jadi, konsumen akan tergerak untuk membelinya saat itu juga atau tidak sama sekali, asalkan siap kehilangan kesempatan yang (seakan) langka itu. Flash sale gerai offline sering identik dengan banner/poster merah besar atau pengumuman besar di depan gerai yang bersangkutan. Sementara flash sale secara online sering ditampilkan dengan heboh pada kolom-kolom iklan di situs yang kamu kunjungi atau aplikasi yang sedang digunakan.

Permainan psikologis yang diterapkan dalam flash sale akan menjerat konsumen, periode flash sale yang terpampang jelas secara online akan makin mendesak konsumen membeli barang tersebut sebelum waktu berakhir. Kalaupun konsumen bisa menahan nafsu, konsumen akan mendapatkan e-mail blast dan notifikasi yang terus mengingatkan akan barang kesukaan, yang sedang didiskon.

Tidak hanya itu, berbeda dengan offline, flash sale pada e-commerce tidak akan menghapus produk yang sudah terjual habis, tapi tetap menampilkannya dalam daftar produk flash sale. Hanya saja produk yang habis tersebut diberi label "sold out". Kondisi ini akan membuat konsumen berpikiran bahwa konsumen itu bisa saja mendapatkan produk tersebut seandainya ia lebih cepat atau saat itu memiliki dananya. Akhirnya konsumen menunggu kesempatan flash sale berikutnya dan bahkan terjebak membeli barang yang konsumen mampu, meskipun konsumen saati tu tidak benar-benar membutuhkannya, hanya agar kesempatan itu tidak terlewat lagi.

 

Iklan Media TV

Biasanya konsumen akan mudah tergiur dengan barang yang ditampilkan dalam sebuah iklan, baik itu di televisi, koran, atau majalah. Namun sayangnya saat konsumen sudah membeli produk tersebut, ternyata tampilan dan penyajiannya berbeda dari apa yang dilihat di iklan. Penyajian asli yang dibeli dan yang dilihat di iklan bisa terlihat sangat berbeda karena yang ada di iklan tersebut dibuat khusus untuk keperluan iklan. Pengambilan gambar yang menarik membutuhkan faktor- faktor yang mendukung untuk hasil iklan yang lebih bagus, seperti menggunakan green screen, robot kamera, serta menggunakan barang- barang disekitar yang menyerupai produk yang mendukung pembuatan iklan komersial karena jika menggunakan produk aslinya untuk kebutuhan pembuatan iklan yang memakan waktu sampai berjam- jam produknya tak tahan lama.

Dalam promosi, iklan hanya menampilkan aspek yang baik dari barang atau jasa yang dijual dan menutupi aspek buruknya. Tidak mungkin bisa "sepenuhnya jujur" dalam melakukan usaha promosi. Dan sudah menjadi hal yang dimaklumi kalau orang- orang akan tertarik pada promosi yang "menarik" dan "indah", sehingga banyak usaha promosi yang terkesan "dilebih-lebihkan" padahal apa yang konsumen dapat nantinya tidak sesuai dengan apa yg diperlihatkan di promosi.

Iklan juga dibuat untuk "memainkan" emosi audiensnya, sehingga iklan sebisa mungkin harus "memainkan" emosi karena pembelian produk sangat berkaitan dengan aspek emosional (walaupun aspek rasional juga tidak bisa dikesampingkan, tapi seringkali perannya tidak dominan), maka iklan harus ditampilkan "seindah" dan "se-menggoda" mungkin agar audiens tergugah untuk membeli produk yang diiklankan.

 

Pandangan saya terkait promo flash sale serta iklan media tv yang tak sesuai ekspetasi

Dilansir dari IDNTimes - Flash sale akan membuat banyak orang merasa mereka bisa mendapatkan barang yang biasanya di atas kemampuan mereka, sehingga mereka tidak tertinggal dalam tren produk yang berlangsung. Umumnya perusahaan akan melakukan atau bergabung dalam flash sale di situs e-commerce karena beberapa alasan berikut:

Adanya pergantian musim (terutama produk fashion) sementara ada kelebihan stok dari musim sebelumnya, agar kapasitas gudang cukup untuk stok yang baru. Adanya kelebihan stok produk yang masih jauh dari target penjualan, padahal telah menghabiskan biaya pemasaran yang besar. Munculnya produk dengan tipe baru yang lebih canggih dan lebih diminati. Tren penjualan produk tersebut mengalami penurunan signifikan dan berusaha dibuat agar grafiknya setidaknya tidak terlalu curam. Perusahaan ingin menjaring konsumen-konsumen baru yang sebelumnya tidak mampu atau berkesempatan mendapatkan produk tersebut.

Jadi menurut saya adanya flash sale akan saling menguntungkan kedua belah pihak. Produk yang masih ada dan belum terjual bisa terjual lalu perusahaan mendapatkan keuntungan serta konsumen bisa mendapatkan barang yang mereka inginkan dengan harga yang sesuai dengan kemampuan beli mereka.


Iklan media tv yang biasa- biasa saja tidak akan membuat orang- orang yang melihatnya tertarik untuk membeli jadi rasanya percuma untuk mengiklankan produk, maka dari itu proses pembuatan iklan dilakukan sangat profesional membuatnya dengan sekreatif mungkin dan sebaik mungkin. Maka jika kita beli dengan aslinya akan terasa sangat berbeda.

Menurut saya, alasan mengapa konsumen masih ingin membeli produk kita padahal iklannya berbeda dari yang aslinya karena masyarakat telah tahu bahwa iklan menggunakan kalimat yang berlebihan (hiperbola). Jika kalimat iklan sesuai aslinya maka tak ada daya tarik atau daya pikat dari produk itu sendiri. Serta menggunakan visual yang membuat kita ingin membeli produk tersebut.

Tapi jika ada unsur sengaja dalam membohongi konsumen tentunya perusahaan bertentangan dengan UU Nomor 8 Tahun 1999. Pelaku usaha yang mencantumkan klausula baku maupun pelaku usaha yang memperdagangkan barang yang tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket, keterangan, iklan atau promosi penjualan barang tersebut adalah pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp 2 miliar.


0 komentar:

Posting Komentar