Mari Mengkaji Kehidupan Masyarakat dan Budaya Desa Sade
Tradisi Masyarakat Setempat
Tradisi di Desa Sade
terbilang unik banyak sekali hal- hal yang pastinya harus kamu tau tentang Desa
Sade ini
Ø Kawin Culik
Terdapat sebuah tradisi
sebelum seorang pria melamar wanita yang menjadi pilihannya. Calon pengantin pria
akan menculik sang wanita pilihannya pada malam hari. Wanita tersebut akan dipulangkan
ke rumah orang tuanya pada esok pagi atau setelah beberapa hari untuk dilamar.
Tradisi ini adalah sesuatu
hal yang romantis bagi mereka yang saling mencintai. Namun, jika sang wanita
tidak mencintai si penculik, maka itu adalah sebuah kesedihan baginya.
Orang tua perempuan tidak
bisa menolak lamaran sang penculik, karena jika ditolak akan berakibat buruk
bagi sang putri dimana di kemudian hari tidak ada laki-laki yang mau
melamarnya.
Ø Membersihkan Lantai
Dengan Kotoran Kerbau
Bila lantai rumah dirasa
telah kotor maka sebisa mungkin di bersihkan dengan cara di sapu ataupun
menempuh langkah terakhir yaitu mengepel lantai rumah. Pada kondisi normalnya,
untuk mengepel lantai rumah dapat dilakukan dengan cara menyiramkan air dan
sabun pembersih lantai ke permukaan lantai lalu di lakukan proses pengepelan.
Dengan menggunakan sabun lantai membuat lantai lebih harum dan tentunya menjadi
lebih kinclong. Namun tidak bagi suku sasak di Desa Sade. Ada cara unik yang di
lakukan oleh suku sasak untuk mengepel lantai rumah yaitu menggunakan kotoran
sapi atau kerbau. Bagi suku sasak mengepel lantai rumah menggunakan kotoran
sapi dan kerbau dapat membuat lantai rumah menjadi lebih kesat, mengkilap dan
dapat mengusir nyamuk serta lalat dari rumah. Selain itu mengepel lantai rumah
menggunakan kotoran sapi dan kerbau ini mampu membuat lantai rumah menjadi
lebih dingin di kala musim panas dan menjadi lebih hangat di kala musim hujan.
Ø Rumah Adat
Rumah adat Sasak (Bale Tani)
sangat sederhana dan terbuat dari bahan baku kayu serta anyaman bambu pada
bagian dindingnya. Atap rumahnya menggunakan jerami dari daun alang-alang atau
daun rumbia. Lantainya terbuat dari campuran antara tanah, getah pohon, dan abu
jerami.
Rumah adat ini terbagi
menjadi 2 Bale yaitu Bale Luar (ruang depan) dan Bale Dalam (ruang belakang).
Di antara kedua Bale ini memiliki perbedsapi aan ketinggian sehingga terdapat 3
buah anak tangga.
Tiga anak tangga tersebut
sebagai simbol Wetu Telu (tiga waktu) yaitu lahir, berkembang, dan meninggal.
Pintu kayu untuk masuk ke Bale Dalam berbentuk oval dan berukuran kecil.
Di Bale Dalam terdapat 2
buah tungku yang terbuat dari bahan baku tanah serta menyatu dengan lantai
rumah. Tungku tersebut dipergunakan untuk memasak dengan bahan bakar kayu.
Di depan rumah terdapat
bangunan yang berfungsi untuk menyimpan padi (lumbung padi). Pada bagian bawah
bangunan tersebut digunakan oleh penduduk Desa Sade sebagai tempat
bersosialisasi antar sesama warga.
Selain itu, juga terdapat
bangunan yang bernama Berugak. Bangunan ini mirip dengan pondok atau gazebo.
Mata Pencaharian
Mayoritas kaum laki-laki
Desa Sade berprofesi sebagai petani atau bekerja di luar desa, sedangkan kaum
perempuan akan membantu mencari nafkah dengan cara menenun, baik itu tenun
songket ataupun tenun ikat.
Untuk membuat selembar kain
songket khas Lombok, dibutuhkan waktu antara 1 minggu sampai dengan 1 bulan.
Lamanya waktu tergantung dari warna, kerumitan corak, dan ukuran dari songket
tersebut.
Alat yang digunakan masih
manual dan terbuat dari kayu. Bahkan, benang yang akan dipakai adalah hasil
dari proses pemintalan kapas dan dilakukan sendiri oleh mereka dengan
menggunakan alat pintal kayu sederhana.
Pewarnaan pada benang
berasal dari aneka tumbuhan seperti warna biru dari buah mangkudu dan warna
kuning dihasilkan dari kunyit. Sehingga hasilnya terbilang sempurna dan
berseni.
Maka dari itu harga yang
ditawarkan disana terbilang mahal. Harga sehelai kain tenun asli Sasak berbahan
katun mencapai Rp 500.000-Rp 800.000 untuk ukuran 60 x 200 sentimeter. Sementara
harga kain berbahan sutra Rp 1,75 juta hingga Rp 2 juta per helai. Di desa
wisata ini, kamu juga berkesempatan untuk belajar menenun kain loh.
Selama berada di Desa Sade,
wisatawan dapat dengan mudah menjumpai hasil karya mereka yang dipajang di
hampir setiap rumah. Selain menenun, perempuan di Desa Sade juga membuat aneka
assesoris wanita sepeti kalung, gelang, anting, dan juga cincin. Aneka
assesoris ini begitu cantik dan kaya warna.
Kesenian
Beberapa kesenian khas Desa
Sade antara lain kesenian Gendang Beleq, Tarian Oncer dan Peresehan. Pada zaman
dahulu, kesenian Gendang Beleq sering dipertunjukkan di hadapan raja sebagai
bentuk untuk mengantar pasukan yang akan berangkat ke medan perang.
Tari Oncer adalah tari
tradisional yang merupakan tarian bersama ditampilkan sejumlah 6 hingga 8 orang
pembawa kenceng disebut penari kenceng dan dua orang pembawa gendang disebut
dengan penari gendang dan penari petuk yang dibawa oleh satu orang.
Sedangkan Peresehan adalah
tradisi perkelahian antara 2 orang pria dengan bersenjatakan tongkat rotan
serta dilengkapi oleh perisai yang terbuat dari kulit sapi.
Tradisi Peresehan ini mirip
dengan tradisi Mekare-kare (perang pandan) di Desa Tenganan Pegeringsingan
Bali.
Agama
Ada yang unik di Desa Sade,
suku sasak suku asli Lombok yang beragama Islam Wetu Telu. Islam Wetu telu sendiri
adalah segolongan minoritas dari etnis Sasak penganut sistem kepercayaan
sinkretik hasil saling silang ajaran Islam, Hindu dan unsur animisme dan
antropomorfimisme (Budha). Namun pada jaman sekarang masyarakatnya sudah
menganut agama islam tanpa embel- embel wetu telu lagi dibelakangnya.
Bahasa
Bahasa daerah yang
dituturkan di Pulau Lombok oleh Suku asli Sasak termasuk di Desa Sade ialah
Bahasa Sasak. Bahasa Sasak dapat dikelompokkan ke dalam ragam bahasa yang sama
dengan Bahasa Jawa dan Bali. Banyak sekali kosa kata yang cara pelafalan,
penggunaan dan maknanya sama dengan kosa kata dalam Bahasa Bali dan Jawa. Ini
desebabkan oleh kedekatan geografis dan historis di antara mereka. Bahasa Sasak
Bali dan Jawa sama-sama bersumber dari bahasa Kawi dengan aksara Jawa Kuno,
Hanacaraka.
#Potret Desa Sade
#Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang ada, pemberdayaan
masyarakat Dusun Wisata Sade bentuknya dengan memanfaatkan dusun wisata untuk
menjual tenun ikat dan pernak-pernik lainya kepada para wisatawan yang
berdatangan sehingga masyarakat bisa mandiri dan berdaya bersama. Desa Sade
termasuk salah satu desa yang tidak mengikuti perkembangan jaman dan masih
kental dengan adat istiadatnya.
Okay that’s all about culture story. I hope it is helpful and
informative enough! So guys, who’s interested to visit Desa Sade?
#Daftar Pustaka
1. Wikipedia.2017. Sade, Lombok Tengah https://id.wikipedia.org/wiki/Sade,_Lombok_Tengah
2.
Anindita. Kehidupan Masyarakat Desa
Sade-Desa tradisional suku sasak http://www.pergiberwisata.com/masyarakat-desa-sade/
3.
Afandi, Munsy.2015. Tradisi Islam
Wetu Telu di Gumi Sasak Lombok http://lombok-cyber4rt.blogspot.co.id/2014/08/tradisi-islam-wetu-telu-di-gumi-sasak.html
4.
Membersihkan Lantai Menggunakan
Kotoran Sapi http://www.pojokinfounik.com/2015/07/membersihkan-lantai-menggunakan-kotoran.html
5.
Berita Budaya.2016. Kini Kerajinan
Tenun Sasak Terancam http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/06/kerajinan-tenun-sasak-terancam
6.
Lestari, Baiq Indah.2013. Bahasa di
Lombok http://baiqindahlestari.blogspot.co.id/2013/09/bahasa-di-lombok.html
7.
Tari Oncer Suku Sasak Lombok Nusa
Tenggara Barathttp://tempolagu.blogspot.co.id/2016/10/tari-oncer-suku-sasak-lombok-nusa.html
8.
Amrullah, Zaenudin.2015. Pemberdayaan
Masyarakat Berbasis Pariwisata Pada Dusun Tradisional Sasak Sade Lombok NTB http://zaenudinamrulloh.blogspot.co.id/2015/04/skripsi-pribadi.html
9.
Gambar1 https://bangbernard.files.wordpress.com/2017/05/img_2038.jpg
10. Gambar3 http://cdn-media.viva.id/thumbs2/2016/04/23/571ac951c752e-mengunjungi-desa-sade-di-lombok_663_382.jpg
13. Gambar7 https://i.ytimg.com/vi/PnMUX-RT5yM/maxresdefault.jpg
15. Gambar9 https://www.dilombok.com/wp-content/uploads/2016/04/rumah-adat-di-desa-sade.jpg
16. Gambar10 http://himakova.lk.ipb.ac.id/files/2016/06/EL2.jpg
17. Gambar11 https://www.ninabarbosa.com/wp-content/uploads/2017/06/desa-sade-lombok.png
0 komentar:
Posting Komentar